Resensi Film: Hotel Transylvania 2 (2015)

Resensi Film: Hotel Transylvania 2 (2015)

Minggu-minggu ini memang banyak film bagus yang tayang di bioskop Indonesia. Dari The Martian, The Intern, Sicario, The Walk. Pilihan mau nonton film yang serius, agak mencekam, atau inspiratif, semuanya ada. Nah, hiburan yang paling lucu datang dari Hotel Transylvania 2. Meskipun animasi, film ini IMO tidak cocok ditonton anak-anak kecil, karena banyak kata-kata dan gambar yang kasar/seram (contohnya: lagu nina bobok yang liriknya jadi sadis).
Hotel-Transylvania-2-1-600x889
Lanjutan dari Hotel Transylvania, masih disutradarai oleh Genndy Tratakovsky, Mavis (Selena Gomez), putri dari Dracula (Adam Sandler) akhirnya menikah dengan Jonathan (Andy Samberg). Dracula juga antusias setelah cucunya, Dennis (Asher Blinkoff) lahir. Ia yakin bahwa Dennis akan menjadi vampir berikutnya. Namun ketika usianya hampir 5 tahun (saat bagi vampir untuk muncul taring), dan tidak ada tanda-tanda bahwa Dennis adalah seorang vampir; Dracula mulai cemas. Apalagi Mavis melihat bahwa Hotel Transylvania tidak menjadi tempat yang aman untuk membesarkan anak, dan hendak pindah ke dunia manusia. Maka dimulailah misi Dracula dan teman-temannya untuk menstimulasi Dennis agar menjadi vampir.
Cerita Hotel Transylvania sebenarnya sederhana dan mudah ditebak. Tetapi cerita semakin bertambah manis, ketika dialog tersusun dengan baik, dan chemistry antar karakternya sangat kuat. Unsur kekeluargaan pun sangat kental. Belum lagi setiap karakter mendapatkan porsi yang pas, sehingga semuanya berkesan. Bahkan, boleh dibilang karakter-karakter sekundernya yang justru lebih mencuri perhatian daripada tokoh utama. Seru saja ketika menonton bagaimana para monster ini sudah terkontaminasi dunia manusia, sehingga lupa rasanya untuk “seram”. Sebut saja, ada mumi yang encok (ngakak), manusia serigala yang doyan main frisbee; dll. Kekurangan yang terbesar dari film ini mungkin adalah soundtrack yang kurang mendukung. Meskipun mengangkat tema kekinian, tetapi ada beberapa area yang audionya seharusnya bisa lebih mengena. Secara keseluruhan, film ini bagus ditonton untuk orang yang lancar mendengar & membaca; alias tidak cocok untuk anak-anak kecil. Nilai 8/10 (OMG, kenapa semua film yg kutonton akhir-akhir ini aku kasih nilai 8 semua ya?).

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Sinopsis film Syirik

10 Manfaat Buah Duku bagi Kesehatan

7 Manfaat Susu Kedelai Bagi Kesehatan